...

Brand Voice: Definisi, Framework Praktis, & 5 Contoh Unik

TANGGAL
DURASI BACA
5 Mins
BAGIKAN
Informasi diperbarui pada:
brand voice

Apa itu Brand Voice?

Brand voice adalah kepribadian khas sebuah merek yang tercermin secara konsisten dalam seluruh komunikasi termasuk pilihan kata, gaya penulisan, dan sudut pandang untuk membedakan diri dan membangun kedekatan dengan audiens.

Konsistensi brand voice di berbagai kanal membantu memperjelas identitas dan memperkuat pengenalan merek dalam jangka panjang. Jika Anda mencari “apa itu brand voice” dan bagaimana menerapkannya, panduan ini merangkum definisi, framework langkah-demi-langkah, serta contoh nyata yang bisa langsung diadaptasi.

Kemampuan membangun kedekatan ini seringkali berakar pada konten storytelling yang kuat, di mana voice menjadi kendaraannya.

Brand Voice vs Tone vs Personality

  • Brand voice: Karakter inti dan gaya komunikasi yang stabil lintas kanal dan waktu.
  • Tone: Modulasi ekspresi—lebih hangat, tegas, atau formal—yang menyesuaikan konteks atau emosi pesan tanpa mengubah voice inti.
  • Personality: Sifat/atribut manusiawi yang menjadi dasar voice (misalnya: berani, empatik, visioner).

Dokumentasi perbedaan ini memudahkan tim menjaga konsistensi setiap kali membuat konten atau menanggapi audiens.

Framework Menemukan Brand Voice

1. Audit singkat konten & sentimen (kumpulkan 10 contoh)

Kumpulkan 10 cuplikan dari kanal utama (website, email, media sosial, produk). Tandai frasa yang terasa “on-brand”, respons audiens, dan gap konsistensi. Fokus pada kata yang berulang, gaya kalimat, dan feedback nyata dari pelanggan.

Hubungi Dreambox

Jadwalkan 30 menit sesi konsultasi branding gratis dengan para ahli kami.

2. Nilai & positioning 3–5 pilar voice (Inspiratif, Profesional, Empatik)

Susun 3–5 pilar yang memetakan nilai (values) dan positioning. Tambahkan deskripsi singkat dan contoh kalimat “do” untuk tiap pilar agar mudah dioperasionalkan lintas tim.

3. Persona audiens (B2B/B2C, formalitas)

Ringkas tujuan audiens, tingkat literasi, dan konteks penggunaan konten. Tentukan spektrum formalitas agar gaya penulisan relevan untuk B2B atau B2C.

4. Do/Don’t Word Bank (kata dianjurkan vs dihindari)

Buat bank diksi yang disarankan (do) dan dihindari (don’t): sinonim, istilah teknis, sapaan, dan CTA. Sertakan contoh sebelum-sesudah agar mudah diterapkan harian.

5. Tone switchboard (bagaimana tone bergeser per konteks: FAQ, komplain, promo)

Peta perubahan tone per situasi—misalnya lebih menenangkan saat komplain, lebih ringkas di FAQ, lebih energik saat promo—dengan tetap menjaga voice inti.

4 Faktor Terbentuknya sebuah Brand Voice

4 type brand voice

1. Visi dan Misi

Visi-misi menentukan arah komunikasi, dari aspirasi jangka panjang hingga peran merek dalam memecahkan masalah audiens.

2. Brand Values

Nilai inti memberi filter moral dan preferensi bahasa (misal, transparansi mendorong diksi langsung dan anti-bertele-tele).

3. Estetika

Estetika, sebagai bagian penting dari strategi visual branding, memengaruhi impresi awal dan menuntun pemilihan kata agar selaras dengan “rasa” merek (misal: visual minimalis cocok dengan voice yang lugas).

4. Writing Style

Panjang kalimat, struktur paragraf, dan pilihan tanda baca membentuk ritme khas yang mudah dikenali.

Contoh Brand Voice Sesuai Tipe Bisnis

B2B authoritative-helpful (email sales & halaman produk)

  • Karakter: Tegas, berbasis manfaat, bukti jelas.
  • Contoh email: “Berikut 3 cara solusi kami memangkas waktu proses Anda dengan studi kasus dan estimasi hasil.”
  • Halaman produk: Fokus pada outcome, spesifikasi, dan CTA yang ringkas.

B2C playful-empathetic (caption IG/TikTok)

  • Karakter: Ringan, dekat, memicu interaksi.
  • Contoh caption: “Team pagi atau malam? Mana pun, #MakinNikmat kalau bareng kamu. Coba sekarang link di bio!”

Layanan publik clear-reassuring (FAQ & notifikasi)

  • Karakter: Jelas, menenangkan, berbasis instruksi.
  • FAQ: Gunakan kalimat pendek, langkah bernomor, tautan bantuan.
  • Notifikasi: Jelaskan status dan tindakan lanjut in-line.

5 Contoh Brand Voice yang Unik dan Khas

  1. Duolingo

Playful, “chaotic good”. Humor self-aware, memeable, dan personifikasi maskot bikin belajar terasa santai sekaligus memicu kebiasaan harian.

Aspiratif, helpful, conversational. Mengundang berkhayal (wish-list) namun tetap jelas soal itinerary dan benefit—“dream now, plan clearly”.

  1. Kaffani

Berani, hangat, playful with care. Kategori serius (kain kafan) namun disampaikan ringan, edukatif, dan empatik; approachable tanpa menyepelekan konteks.

Promo-driven, ceria, lokal. Diksi repetitif yang mudah diingat (“Gratis Ongkir”, “COD”), jingle/CTA berenergi, dan bahasa sehari-hari relevan mendorong aksi cepat.

  1. Gojek (ID)

Dekat, luwes, membumi. Nada ngobrol ala teman, humor ringan, dan referensi kehidupan urban membuat microcopy terasa akrab.

Ingin Brand Voice Anda Konsisten & On-Brand?

Brand voice yang jelas memudahkan tim berkonten, mempersingkat proses review, dan membangun hubungan yang konsisten di setiap touchpoint. Jika Anda ingin menguatkan diferensiasi dan performa kanal, pelajari layanan Branding Strategy di Dreambox dan bagaimana framework ini dioperasionalkan dalam Digital Marketing.

Anda juga bisa mempertimbangkan bantuan branding consultant profesional untuk memandu proses ini. Siap diskusi? Hubungi tim kami. Butuh inspirasi lebih lanjut? Jelajahi DBX Insight.

Was this article helpful?

0 / 5. 0

Saatnya Bangun Brand yang Kuat dengan Dreambox!

Tunggu apa lagi? Jadwalkan 30 menit sesi konsultasi gratis dengan Pakar & Konsultan Branding kami!

Contact Us

Form Floating Button
Contact Us fluent_forms